Sebagian besar desa wisata mengusung konsep Go Green and Back to Nature, tidak terkecuali Desa Wisata Pulesari. Suasana khas pedesaan akan segera menyambut para wisatawan saat menjejakan kaki pertama kali di desa yang masuk dalam kabupaten Sleman ini. Sungai berair jernih, perkebunan salak yang tertata rapi, dan sapaan ramah dari warga menjadi pemandangan lumrah di desa ini.
Desa wisata yang terbentuk pada tahun 2012 ini merupakan inisiatif dari masyarakat sadar wisata yang berkomitmen bersamamewujudkan desa yang aman, nyaman, serta dinamis.
Potensi utama Desa Wisata Pulesari adalah agrowisata salak. Wisatawan diajak belajar mengenai budidaya salak dan berbagai olahan salak. Beberapa diantara olahan salak yang wisatwan bisa coba antara lain dodol salak, wingko, bakpia, enting-enting, nastar, kerupuk, madumongso, bakwan, nogosari, sambal, oseng-oseng, dan kolak salak.
Berbagai sarana dan prasarana pendukung menjadi unggulan desa ini. Mulai dari outbond, fun fame, trekking, hingga wisata sungai. Yang paling menjadi pilihan wisatawan adalah river tracking, yaitu wisatawan bisa menikmati susur sungai yang masih alami dengan beragam wahana menarik, mulai dari titian bambu, jembatan goyang, spiderman web, tangkap ikan, hingga air terjun dan gua.
Desa Wisata Pulesari menawarkan berbagai paket wisata yang menarik dan bisa direquest sesuai budget wisatawan. Harga paket dibandrol mulai Rp 50 ribu/pax sampai Rp 265 ribu/pax. Disini terdapat 48 hometsay yang siap mengakomodasi para wisatawan yang ingin merasakan bagaimana hidup di desa sembari berbaur langsung dengan penduduk sekitar.