Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1440 H, Keraton Yogyakarta memiliki Hajad Dalem Garebeg Besar yang digelar setiap tahunnya. Garebeg atau secara umum disebut ‘Grebeg’ berasal dari kata ‘gumrebeg’, mengacu pada kata deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat upacara tersebut. Tradisi ini merupakan simbol Hajad Dalem yang mempunyai makna sebuah bentuk kedermawanan Sultan kepada rakyatnya. Pada saat Grebeg, Sultan memberikan sedekah berupa makanan dan hasil bumi yang disusun meninggi membentuk kerucut seperti sebuah gunung sehingga disebut gunungan.
Pada Grebeg Besar yang diadakan pagi hari tadi (12/8), sebanyak tujuh gunungan dari Keraton Yogyakarta dikirab melalui proses iring-iringan Prajurit Keraton dan diperebutkan oleh masyarakat yang sengaja datang untuk mengharap berkah dari gunungan. Tujuh gunungan tersebut dibagikan di tiga tempat yang berbeda. Gunungan Kakung, Gunungan Estri, gunungan Darat dan Gunungan Pawuhan dibagikan di halaman Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Gunungan Gepak dibagikan di Pendhopo Kawedanan Pengulon di utara Masjid Gedhe. Sementara dua Gunungan Kakung yang lain masing-masing dibagikan di Puro Pakualaman dan Kepatihan. Delapan bregada lainnya membentuk oagar betis dari sisi utara ke selatan pada bagian tengah Alun-alun Utara. Bregada Pakualaman, Gragunder dan Plangkir mengawasi Gunungan Kakung yang dibawa ke Puro Pakualaman.
Kirab Gunungan ini dikawal oleh sepuluh bregada prajurit Keraton Yogyakarta yaitu Bregada Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawirotama, Nyutra, Ketanggung, Mantrijero, Surakarsa dan Bugis. Bregada Surakarsa mengawal lima gunungan ke Masjid Gedhe, sedangkan Bregada Bugis mengawal Gunungan Kakung menuju ke Kepatihan. (san/dna)