Perayaan Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta memang menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Hari Selasa(7/10) kemarin, Kota Yogyakarta genap berusia 263 tahun. pada momen ulang tahun ini Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) kembali digelar untuk yang keempat kalinya dalam rangka merayakan hari jadi Kota Gudeg ini. Tahun ini, WJNC mengusung tema “Ringgit Wanara Kagungan Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat” atau yang juga dikenal sebagai Wayang Kapi-kapi.
Semalam, pengunjung penuh sesak padati tugu pal putih untuk menyaksikan pertunjukkan wayang kapi-kapi milik Keraton Yogyakarta yang jarang terekspose tersebut. Wayang Kapi-kapi memiliki keunikan karena memiliki bentuk perpaduan bagian tubuh hewan yang mempresentasikan kehidupan di dunia. Ada 14 karakter wayang Kapi-kapi yang dipertunjukan semalam, yaitu :
- Wayang Kapi Kingkin, yang memiliki bentuk perpaduan antara kepiting dan kera. Merupakan ciptaan Sang Hyang Baruna (Dewa Ikan), ia memiliki andil besar dalam menyelamatkan proses pembangunan jembatan menuju Negara Ngalengka.
- Wayang Jaya Harima atau Wayang Kapi Harima, yang memiliki badan dan ekor kera serta berkepala harimau. Merupakan satu di antara bala tentara Pancawati pimpinan Prabu Ramawijaya, ia memiliki kecekatan dan kekuatan yang disegani oleh bala tentara Ngalengka.
- Wayang Kapi Wraha, yang berbadan kera serta berkepala babi hutan. Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari bala tentara Pancawati.
- Wayang Kapi Warjita atau Kapi Wercita atau Cacingkanil, yang berbadan kera serta berkepala dan ekor melilit seperti cacing. Ia juga merupakan satu di antara bala tentara Pancawati di bawah kepemimpinan Prabu Ramawijaya.
- Wayang Kapi Jaya Anala atau Kapi Anggeni, yang badan, wajah dan ekornya seperti kera, namun rambutnya menyerupai api yang menyala. Merupakan satu di antara bala tentara Pancawati, ia adalah seekor kera ciptaan Bathara Brama.
- Wayang Kapi Satabali, yang berbadan kera namun memiliki ekor dan kepala ayam. Merupakan satu di antara bala tentara Pancawati, ia bertugas menjaga pesanggrahan Swelagiri, yakni tempat Prabu Ramawijaya berdiam selama peperangan melawan bala tentara Prabu Dasamuka.
- Wayang Kapi Liman Dhesthi, memiliki badan perpaduan gajah dan kera. Bala tentara Pancawati ini berperan penting saat pengeroyokan Raden Kumbakarna.
- Wayang Kapi Premujabahu atau Kapi Permujabahu yang berperan mencari sebuah bunga pusaka Kembang Dewa Retna yang berada di Kahyangan Jajarlumintu.
- Wayang Kapi Sembawa, memiliki badan dan ekor kera serta kepala singa. Ia bertugas sebagai prajurit yang memberi semangat berperang pada para prajurit kera.
- Wayang Kapi Cocak Rawun, yang badannya merupakan perpaduan dari burung dan kera. Sebagai bala tentara Pancawati, ia memiliki keahlian terbang dengan sangat tinggi sehingga dapat mengetahui pergerakan musuh.
- Wayang Kapi Endrajanu, yang berbadan dan berekor kera serta berkepala kerbau. Bala tentara Pancawati ini memiliki kekuatan yang luar biasa dan dikenal sangat rajin serta patuh pada atasan.
- Wayang Kapi Widagsi yang memiliki badan kera dan kepala badak. Badan yang besar serta bertenaga kuat membuat ia menjadi satu di antara prajurit andalan Negara Pancawati.
- Wayang Kapi Jaya Arina, yang berbadan dan berekor seperti kera namun berkepala kijang. Ia mampu berlari secepat kilat sehingga selalu terhindar dari sergapan musuh.
- Wayang Kapi Trewilun atau Kapi Terwilun, yang berbadan dan berekor seperti kera namun berkepala kelinci. Ia dikenal licah, mampu berjalan melewati tanah serta ahli membuat gorong-gorong.
Event WJSN #4 menjadi ajang pengenalan sekaligus mendekatkan masyarakat kepada Wayang Kapi-kapi yang diharapkan bisa memaknai filosofinya dalam kehidupan sehari-hari. Wayang Kapi-kapi mengajarkan agar kita harus saling mengayomi meski memiliki pribadi yang berbeda-beda. (san/dna)