Event rutin selapanan Malioboro Selasa Wage kembali digelar kemarin (18/2). Meski sore harinya diguyur hujan, namun tidak mengurangi antusias masyarakat dan wisatawan untu datang ke event ini. Rangkaian event yang sudah diagendakan tetap berjalan sesuai jadwal dan mendapat respon bagus dari para pengunjung.

Dari ujung utara Jalan Malioboro sampai dengan ujung selatan di titik nol kilometer, terdapat berbagai atraksi kesenian yang dipertunjukkan. Mulai dari depan Bank BPD DIY ada pertunjukan musik akustik sementara di depan gedung DPRD DIY bagian utara ada paduan suara, senam taichi, tari Beksan Nawung Sekar dan pertunjukan musik. Di depan gedung DPRD DIY bagian selatan ada talkshow dari radio Sonora dan Smart, ramayana ballet, line dance, musik akustik dan kegiatan potong rambut.

Melangkah ke selatan lagi yaitu di Atrium Malioboro Mall ada pameran dan talkshow simposium dari Kraton Yogyakarta yang diisi langsung oleh GKR Hayu, GKR Bendoro dan GK Notonegoro yang menyampaikan tentang Pakem pakem ttg cara berpakaian jawa yang benar, rencana edukasi mengenai tata cara memakai baju adat jawa yang benar, motif-motif batik seperti Parang dan Kawung yang sudah ada dari abad 500, serta pengaplikasian motif batik yang benar di masyarakat.

DI Masjid Siti Djirzanah ada juga kajian mengenai agama. Kemudian di selatan Pasar Beringharjo ada pentas musik penggalangan dana. Di selatannya lagi tepatnya di benteng Vredeburg ada pertunjukan musik, tari dan juga sendratari. Di paling ujung selatan di Monumen Serangan Umum 1 Maret digelar Pentas Desa Budaya yang ada di wilayah Yogyakarta.

Selain hiburan, Malioboro Selasa Wage juga memberikan sarana olahraga, sosialisasi dan edukasi baik mengenai kebudayaan maupun agama untuk pengunjung yang datang, sehingga tidak sekedar sarana hiburan melainkan masyarakat akan mendapat banyak pengetahuan dari pagelaran event ini. (san/dna)