Amir Ambyah (putra dari Adipati Mekkah, Abdul Mutolib) merupakan nama kecil dari Tiyang Agung Jayengrana yang sangat nakal saat masih kecil. Memasuki masa remaja dan dewasa, Amir Ambyah memutuskan untuk mengembara didampingi oleh Umarmaya dan Maktal. Mereka mengembara dan menyebarkan agami suci. Pada saat pengembaraannya, dia menemukan peninggalan Nabi Iskak, yakni Kuda Kalisahak.

Amir Ambyah merupakan seorang yang taat beragama. Ia bercita-cita menyebarkan agami suci ke seluruh negeri dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan, termasuk kerajaan Kaos dan Koparman yang menolak masuknya agami suci. Namun pada akhirnya mereka dapat dikalahkan dan mengakui kehebatan Amir Ambyah.
Watak dan sifat yang dimilikinya memperlihatkan bahwa dia orang yang agung (mulia). Kesaktiannya adalah memiliki tubuh yang sangat berat dan ‘petak’ (berteriak dengan keras sehingga musuh jatuh dan kalah) yang tiada tandingannya. Keberhasilan Amir Ambyah mengalahkan Kerajaan Koparman membuatnya menjadi raja di Koparman dengan gelar Tiyang Ageng Jayengrana. Karena kehebatannya dalam berperang, Amir Ambyah memiliki nama lain selain Jayengrana, yakni Jayengpalugon.

Rencang Visiting Jogja dapat menyaksikan kisah Jayengrana Jumeneng Nata dalam Fragmen Golek Menak pada Pembukaan Pameran ABALAKUSWA:

📆 Sabtu, 7 Maret 2020
🕖 19.00 WIB – selesai
🏤 Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Acara ini terbuka untuk umum dan gratis!

Lokasi :