Kampung Wisata Purbayan secara kewilayahan berada di Kelurahan Purbayan Kecamatan Kota Gede dan berada di Kawasan Cagar Budaya Kota Gede yang sebagian wilayahnya menjadi bagian wilayah Kabupaten Bantul. Nama Purbayan konon berasal dari nama seorang pangeran yang bernama Pangeran Purboyo putra dari Panembahan Senopati. Kampung wisata Purbayan memiliki sarat nilai sejarah dari Kerajaan Mataram yang mampu menjadi daya tarik utama bagi wisata di Kota Yogyakarta. Kampung Wisata Purbayan memiliki beberapa situs dan bangunan sejarah & budaya yang memperlihatkan arsitektur khas Jawa beserta dengan tatanan kampung yang asri dan ramah kepada para pangunjung maupun wisatawan yang dating berkunjung di Kampung wisata Purbayan. Kegiatan susur Kampung wisata Purbayan sangat menarik dikemas dengan cerita atau storytelling yang menceritakan mengenai aktivitas kerajaan Mataram di masa lampau dengan dipadu dengan keramahan warga sekitar. Kampung wisata Purbayan terdiri dari beberapa kampung yang tersebar di wialyah Keluraha Purbayan, Kotagede, antara lain:

  1. Kampung nDalem :

Kampung nDalem terletak di sebelah selatan pasar Kotagede. Dinamakan Kampun nDalem karena pada masa kerajaan Mataram, pada periode pemerintahan Panembahan Senopati hingga Sultan Agung. Kampung nDalem pada masa itu digunakan sebagai bagian inti keraton Kerajaan Mataram atau sebagai tempat tinggal raja Mataram, sampai pada masa Sultan Agung yang memindahkan ibukota kerajaan Mataram dari Kotagede ke Kerto. Situs sejarah yang tersisa dari keraton Kotagede yang ada di kampung nDalem berupa sebagian benteng Cepuri dan batu andesit yang disebut Watu Gilang. Batu itu berwarna hitam berbentuk kotak ukuran 2 x 2 meter dengan ketebalan 30 sentimeter dan disimpan di dalam bangunan kecil di tengah jalan Kampung Ndalem. Tempat ini diyakini sebagai singgasana Panembahan Senopati.

2. Kampung Alun-alun :

Kampung alun-alun terletak selatan pasar Kotagede atau di sebelah tenggara Masjid Gedhe Mataram. Kampung Alun-alun pada masa Kerajaan Mataram digunakan sebagai Alun-alun Kerajaan Mataram. Pada saat ini kampung alun-alun juga disebut sebagai kampung Between Two Gates, kenapa disebut Between Two Gates? Sebabnya, rumah-rumah yang ada dibangun berbanjar dari timur ke barat dan saling berhadapan utara dan selatan. Deretan rumah-rumah itu dipisahkan jalan kecil seperti lorong yang menghubungkan dua gerbang yang masing-massing di ujung timur dan barat.

3. Kampung Cokroyudan :

Kampung Cokroyudan atau yang juga dikenal sebagai Kampung Pusaka Alun-alun Cokroyudan berada di sisi selatan Masjid Agung Kotagede.  Kampung ini terletak kawasan kelurahan Purbayan. Nama Cokroyudan diperkirakan berasal dari nama seorang pangeran kerajaan Mataram yang bernama Cokroyuda dan bermukim di tempat tersebut. Kampung Cokroyudan juga memiliki keunikkan kampung dengan ciri khas rumah-rumah arsitektur jawa yang ada.

4. Kampung Bumen :

Kampung Bumen berada di sisi  timur-laut Pasar Gedhe. Kata “bumen” diperkirakan karena dulunya disana terdapat kediaman Pangeran Mangkubumi, saudara Panembahan Senapati. Kampung Bumen memiliki keunggulan dalam olahan kerajinan aneka mainan dari kaleng serta pembuatan roti kembang waru yang hanya bias dijumpai di kampung Bumen. Aktivitas pengerajin perak juga dapat dilihat di beberapa rumah di kampung Bumen. Kampung Bumen juga memiliki nilai historis di dalam masa kerajaan Mataram, hal itu terlihat dari situs sejarah yang diketahui sebagai sisa bangunan dari pesanggrahan para putri keraton.

Dan masih banyak lagi nama-nama kampung yang terkait dengan kesejarahan dan riwayat dari kampung tersebut. Dengan banyaknya potensi situs cagar budaya dan bangunan bersejarah Kampung Wisata Purbayan dalam pengembangan produk daya tarik wisata berbasis pada edukasi sejarah dan didukung atraksi Kerajinan khususnya kerajinan perak serta kuliner tradisional yang memang banyak dijumpai di wilayah Kota Gede.

Produk atraksi daya tarik wisata tersebut dikemas menjadi Paket Out bond Sejarah dengan blusukan menyusuri lorong lorong dipemukiman penduduk serta mengunjungi berbagai situs peninggalan Kerajaan Mataram kuno antara lain, situs bokong semar, Batu Gilang dan batu Gatheng atau Cantheng, jebolan tembok Raden Ronggo, Komplek Makam Raja Panembahan Senopati yang didalamnya juga terdapat sedang Selirang.

Disamping atraksi out bond sejarah atraksi daya tarik yang dikembangkan di kmapung wisata Purbayan adalah atraksi seni tradisional Srandul serta seni musik Keroncong yang di Kota Gede memang banyak terdapat group Keroncong yang tersebar di kampung-kampung. Selain atraksi seni pertunjukan juga dikembangkan atraksi kerajinan utamanya kerajinan perak melalui program workshop singkat. Adapun dalam atraksi kuliner kampung wisata Purbayan banyak memiliki produk kuliner tradisional antara lain, kipo, kueh kembang waru, ledre idep dan yang ko yang dikemas dalam bentuk workshop (cooking class) pembuatan makanan tradisional.

Kampung wisata Purbayan juga memiliki paket minat khusus bagi para peneliti maupun pemerhati bidang keilmuan arsitektur. Dalam paket tersebut ditangani oleh seorang pemandu khusus yang sangat berpengalaman dan memiliki keilmuan yang memadai terkait sejarah dan arsitektur rumah dan bangunan kuno yang ada di kawasan Kota Gede. Pangsa pasar paket tersebut sangat diminati khususnya para mahasiswa jurusan arsitektur dan jurusan anropologi serta para pemerhati bangunan kuno. Dalam pemberdayaan masyarakat keberadaan bangunan kuno yang unik dan langka dalam perkembangannya kini banyak kawasan dan rumah penduduk yang diminati dan digunakan untuk kegiatan shooting pembuatan film sehingga akhirnya memberi nilai ekonomis bagi warga masyarakat setempat.

Dalam sisi yang lain kampung wisata Purbayan juga terdukung dengan adanya wisata minat khusus yang lain yaitu kampung wisata spiritualitas yang sudah sejak lama berlangsung dan dikelola oleh paguyuban abdi dalem kraton baik Kraton Kasultanan Yogyakarta maupun Kraton Panembahan Senopati. Pengunjung yang datang banyak dari luar kota dan luar daerah serta masyarakat Yogyakarta sendiri. Di kampung wisata Purbayan kini juga memiliki atraksi kuliner yang mulai populer yaitu produksi coklat yang dikenal dengan nama coklat Mongo yang memproduksi aneka citarasa coklat dengan kemasan dan kualitas export.

—> Contact Person: Budiharto-0274384507-088802712788 <—

Itinerary Paket Dasar

No. Pukul/Waktu Acara/Kegiatan
1. 08.30 – 09.00 Penyambutan dan Informasi Program
2. 09.00 -11.00 Jelajah situs Cagar Budaya Kraton Mataram Kuno
3. 11.00 – 13.00 Workshop Kerajinan Perak dan Kuliner Tradisional
4. 13.00 – 14.00 Makan siang menu tradisional

 

Sumber: Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta

Sumber Video: Youtube Courtesy

video

Lokasi