Foto : jogjasuper.co.id

Sebagian besar wisatawan mungkin mengetahui Kasongan merupakan satu-satunya desa wisata dan sentra produk gerabah/keramik di Yogyakarta. Namun siapa sangka ternyata sejarah industri gerabah di Yogyakarta bermula dari kawasan Pundong. Di Kawasan Pundong sendiri terdapat tiga dusun yang telah memproduksi gerabah sejak lama, yaitu Jetis, Pundong, dan Panjangrejo.

Kerajinan gerabah yang diproduksi di desa Panjangrejo sangat bervariatif, mulai dari alat-alat rumah tangga berbahan tanah liat seperti tungku, tempat wudhu, penampungan air, sampai ke hiasan modern seperti vas, tempat lilin, topeng, kap lampu, wine cooler, dan berbagai souvenir menarik lainnya.

Tidak hanya produk gerabah yang bervariatif, para pengrajin gerabah pun semakin berinovasi mengembangkan hasil kerajinannya. Hasil kerajinan gerabah yang ada di desa Panjangrejo tidak hanya polosan atau pewarnaan saja, namun kini juga telah menggunakan teknik cover. Teknik cover dilakukan dengan menutup bentuk gerabah menggunakan media lain seperti eceng gondok, rota, pelepah pisang kering, atau daun kering sehingga menambah kesan artistik dan tentu saja lebih bernilah secara ekonomi. Terbukti dengan adanya variasi gerabah cover, peminat kerajinan gerabah Panjangrejo semakin meningkat.

Selain kerajinan gerabah, potensi alam desa Panjangrejo juga cukup menarik bagi wisatawan. Suasana kahs pedesaan yang masih terjaga menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan juga bisa menikmati beberapa kesenian yang ada disini.

Disamping itu, pengelola Desa Wisata Panjangrejo juga terus berinovasi dengan mengembangkan spot selfie bagi wisatawan serta memoles beberapa ikon desa seperti jembatan gantung Gunungpuyuh sehingga terlihat ciamik dan lebih artistic dijadikan sebagai spot foto selfie.