Foto : ihategreenjello.com

Desa wisata saat ini menjadi salah satu potensi wisata yang cukup menjanjikan di kawasan Bantul. Banyak desa yang mulai memoles diri agar mampu menjadi magnet untuk menarik wisatawan untuk berkunjung. Salah satunya adalah Desa Wisata Goa Cemara. Desa Wisata Goa Cemara terletak di Dusun Patihan, Gading Sari, Sanden, Bantul, Yogyakarta. Jarak dari pusat kota sekitar 30 km. Secara geografis memang Desa Wisata Goa Cemara ini berupa kawasan pesisir. Namun hanya kurang lebih sepertiganya saja yang digunakan sebagai pemukiman penduduk. Sisanya digunakan untuk kawasan pertanian dan wisata pantai yang dijadikan unggulan. Daya tarik dari Dusun Patihan tentunya adalah keberadaan Pantai Goa Cemara yang menawarkan wisata pantai dengan suasana yang unik. Pantai ini menawarkan wisata pantai ‘teduh’ dengan deretan pohon cemara yang membuat suasana menjadi teduh dan berbeda dari pantai kebanyakan yang panas.

Desa Wisata Goa Cemara juga menawarkan wisata budaya. Hampir setiap hari libur Desa Wisata Goa Cemara juga mengadakan pagelaran budaya di Pantai Goa Cemara. Pagelaran biasanya menampilkan beragam kesenian tradisional. Salah satu pagelaran yang sellau ditunggu adalah Gejog Lesung. Gejog Lesung adalah salah satu kesenian tradisional Bantul yang biasanya dilakukan oleh ibu-ibu. Ibu-ibu menggejog atau memukul-mukul lesung dengan irama tertentu sehingga terdengar menarik.

Selain pegelaran setiap hari libur, masyarakat Desa Wisata Goa Cemara juga mempunyai agenda rutin berupa upacara tradisi kirab yang dilaksanakan setiap tanggal 1 Muharram atau tahun baru Islam. Kirab ini akan dimulai dari Balai Dusun Patihan dan berakhir di Pantai Goa Cemara. Salah satu keunikan dari kirab ini adalah adanya kambing ‘kendhit’ sebagai ikon dari kirab. Kambing Kendhit adalah kambing yang memiliki garis putih melingkar di perut yang biasa disebut ‘songsong’ sebagai lambang bahwa masyarakat Goa Cemara siap menyambut tahun yang baru dengan harapan yang baik.

Pantai Goa Cemara menjadi menarik karena sebagai salah satu pantai yang memiliki konservasi penyu. Selain berwisata alam kita sekaligus bisa berwisata edukasi. Tempat konservasi penyu ini berada di sisi barat pantai. Konservasi penyu ini dibangun pada tahun 2010 dan terus dikembangkan. Sistem pertanian di kawasan ini juga menarik karena sudah terintegrasi. Sektor pertanian dan perikanan dikembangkan dengan sistem aquaponik yaitu sistem perikanan air tawar dengan mengandalkan metode penyaringan tumbuhan untuk membersihkan air. Selain wisata pantai dan budaya, Desa Wisata Goa Cemara juga menawarkan wisata buatan berupa arena bermain dan kawasan outbond. Lokasinya masih tak jauh dengan kawasan Pantai Goa Cemara.

Keberhasilan dari pengembangan Desa Wisata Goa Cemara ini tentu tak lepas dari peran Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis setempat untuk mengajak masyarakat bersama mengembangkan kawasan Goa Cemara. Masyarakat menyadari bahwa kawasan mereka menyimpan potensi yang memang harus dimanfaatkan secara bersama. Awalnya keberadaan Pantai Goa Cemara belum sepopuler sekarang. Ketika ditanya wisata pantai di kawasan Bantul masyarakat langsung tertuju pada Pantai Parangtritis. Namun, kemudian salah satu penggerak Pokdarwis di Dusun Patihan melihat hamparan pepohonan cemara sebagai nilai lebih yang tak dimiliki pantai terdahulu seperti Pantai Parangtritis atau Pantai Samas. Kemudian pada 2008 masyarakat desa bergotong royong membuka akses ke pantai. Mereka bertekad mempopulerkan kawasan pantai “teduh” yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Pemberdayaan masyarakat ini mulai menghasilkan datangnya wisatawan, kemudian dibangunlah Koperasi Serba Usaha Goa Cemara untuk mengelola kawasan wisata tersebut.