Berwisata di Kota Yogyakarta juga bisa dinikmati dengan cara bersepeda. Selain pergi ke tempat-tempat wisata dengan menggunakan sepeda, juga akan membuat badan lebih sehat karena sekaligus berolahraga.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Windarto Koeswandono mengatakan, akan ada beberapa rute sepeda yang bisa dinikmati wisatawan maupun masyarakat di Kota Yogyakarta.
“Ada rute yang akan kita gagas, cuma masih belum fix. Masih kita verifikasi, setiap Jumat kita akan menyusuri rute yang akan kita rencanakan. Ini merupakan rencana-rencana besarnya,” kata Windarto saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/8/2020).
Adapun rute-rute tersebut bertujuan untuk membuat wisatawan tidak hanya menikmati bersepeda di rute yang sudah biasa seperti Malioboro dan Tugu Yogyakarta saja.
Namun, kata dia, untuk menunjukkan kepada wisatawan yang datang ke Kota Yogyakarta bahwa ada destinasi wisata lain di daerah tersebut.
“Ada destinasi tertentu yang itu patut untuk dikunjungi. Jadi ini bisa sebagai panduan kira-kira wisatawan mau ke mana pakai sepeda,” ujarnya.
Rute wisata sepeda ini akan melewati perkampungan bersejarah di Yogyakarta yaitu Kota Gede. Kemudian ada juga rute yang melewati museum hingga Keraton Yogyakarta.
Meski baru berupa perencanaan, namun pihaknya sudah menyampaikan paket wisata ini kepada pihak Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta untuk digodok kembali sebagai paket wisata sepeda.
“Intinya kita ingin menumbuhkan UMKM atau destinasi yang selama ini belum dikenal. Dengan ini bisa dikenal dengan baik dan bisa lebih maju setelah dilalui wisatawan,” terangnya.
Berikut rute-rute yang rencananya akan dilalui wisatawan sepeda.
Rute Kota Lawas
Rute pertama yang akan dilalui wisatawan pesepeda bernama Rute Kota Lawas atau dalam arti bahasa Indonesia rute kota lama. Jalur ini akan dimulai dari XT Square dan berakhir di Pasar Ikan Higienis Yogyakarta.
Jelas Windarto, dari rute tersebut, wisatawan akan melewati daerah Kotagede, Singosaren, Situs Warungboto Rejowinangun, hingga sentra jamu.
“Wisatawan juga akan melewati Masjid Besar Mataram untuk heritagenya. Hingga nanti kita istirahat di Bendung Lepen. Nanti baru finish-nya di Pasar Ikan Higienis, ini rute yang pertama ya,” jelasnya.
Rute Tilik Jeron Benteng
Rute kedua ini akan dimulai dari Pasar Klithikan hingga berakhir di area Keraton Yogyakarta. Sepanjang rute tersebut, wisatawan akan disuguhkan pemandangan Pasar Ngasem, Taman Sari, hingga Alun-alun Kidul.
Wisatawan juga bisa mampir sejenak di sentra gudeg Jalan Wijilan karena rute ini juga akan melewatinya.
“Nanti juga sampai Gedongkiwo, dan masuk ke arah Keraton. Jadi memang sebagian besar ananti ada di area Keraton atau jeron benteng,” terangnya.
Rute Romansa Heritage
Rute ketiga ini berawal dari Museum Wiratama Jalan Jenderal Sudirman dan akan melewati perkampungan wisata di Yogyakarta.
Adapun kampung-kampung yang akan dilewati diantaranya Kampung Sagan dan Klitren. Wisatawan juga akan melewati tempat bersejarah dalam industri kereta api Indonesia yaitu Balai Yasa di Pengok, Yogyakarta.
Balai Yasa dikenal sebagai tempat yang sudah berdiri sejak 1914. Tugas pokok tempat ini adalah melaksanakan overhaul lokomotif, gerbong, dan kereta.
“Lalu wisatawan akan melewati Munggur hingga sampai di Taman Bakung di Baciro. Ini akan melewati rute kampung-kampung. Lalu akhirnya sampai di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara menuju ke Batikan melewati Kampung Jumputan dan finish di XT Square,” jelasnya.
Pada salah satu tempat yaitu Kampung Jumputan, wisatawan bisa belajar mengenai batik di kampung tersebut. Kampung Jumputan memang dikenal sebagai salah satu sentra pengrajin batik kain Jumputan di Kota Yogyakarta.
Rute Jaja Kampung Susur Sungai
Rute terakhir menggunakan nama Jaja Kampung Susur Sungai. Seperti namanya, rute ini akan melewati kampung-kampung di tepi sungai di Kota Yogyakarta.
Ia menjelaskan, rute ini akan diawali dari Jalan Jenderal Sudirman hingga menuju Museum Monumen Diponegoro.
“Jadi dari McDonald Sudirman, menyusuri Jalan Mangkubumi, lalu ke arah Dokter Sarjito, terus menuju Jetisharjo. Di Jetisharjo itu ada Taman Robin,” ungkapnya.
Taman Robin sendiri merupakan taman dengan konsep Internet of Things yang dikembangkan dalam sistem penyiraman tanaman otomatis.
“Dikatakan Robin itu karena pakai robot jadi nyiramnya otomatis,” tambahnya.
Kemudian, selesai di Taman Robin, wisatawan akan melewati tepian sungai sampai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karangwaru.
Setelah itu, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Kampung Sayur, dan berakhir di RTH Becak Maju yang merupakan akronim dari Kelurahan Bener dan Kricak Maju.
“Baru nanti melewati Jalan Bener hingga sampai di finishnya di Museum Diponegoro,” ujarnya.
Menurut Windarto, rute-rute ini belum diresmikan dan bisa saja berubah apabila ditemukan ketidaksesuaian pada saat di lapangan.
Nantinya, apabila sudah diresmikan, wisatawan dapat menikmati rute ini dengan mengunjungi website.
“Tinggal klik aja website nya, mungkin nanti di jss.jogjakota.go.id. Tinggal klik aja nanti nama rutenya, langsung muncul nanti tracing-nya di google maps. Orang itu pengen menyusuri rute yang mana melalui google maps,” pungkasnya.
sumber : kompas