Filosofi Sego Wiwit

Nasi Wiwit atau dikenal juga Sego Wiwit merupakan bentuk sajian yang tidak biasa dijual oleh warung makan.  Sego Wiwit berasal dari dua kata dalam Bahasa Jawa, yaitu “sego” yang berarti nasi dan “wiwit” yang berarti permulaan. Makanan ini berarti sajian untuk memulai sesuatu tradisi yang sudah dijalankan turun temurun oleh masyarakat Jawa, khususnya para petani. Tradisi tersebut merupakan tanda ucap syukur petani kepada Dewi Sri, sang pelindung tanaman padi dengan harapan panenan padi selalu melimpah, tanaman tidak diganggu hama, dan tanah selalu subur. Wiwit yang dimaksud dalam permulaan ini adalah memulai dalam memanen padi yang sudah siap panen, atau di beberapa daerah dilakukan sebelum musim tanam padi, jadi upacara ini dilakukan untuk mengawali sebuah kegiatan panen atau tanam padi. Nasi ini pada zaman dulu hanya bisa didapatkan ketika sedang terjadi musim panen padi.

Isian Sego Wiwit

Sego Wiwit terdiri dari nasi uduk, urap sayur, ayam panggang, telur rebus, ikan asin, dan sambel gepeng (sambal yang berasal dari kedelai atau kacang tholo). Jika melihat komposisi yang ada di Sego Wiwit, sajian ini bisa dikatakan memiliki nilai gizi yang lengkap.

Ada dua olahan wajib yang harus diperhatikan karena inilah yang membedakan Sego Wiiwt dengan nasi syukuran lainnya. Yang pertama, ayam panggang yang diolah sangat sederhana dengan bumbu ala kadarnya, yang terdiri dari garam, ketumbar, dan bawang putih lalu dibakar hingga ada sensasi gosong dan berasap.

Yang kedua adalah pengolahan sambal gepeng, yaitu harus berasal dari bahan utama kacang kedelai atau kacang tholo.  Sego Wiwit disajikan di atas tampah (biasanya digunakan untuk mengayak beras) yang telah dilapisi dengan daun pisang dan biasanya di makan bersama-sama dengan sesama warga saat selesai melaksanakan ritual Wiwitan. Namun di zaman modern ini, Sego Wiwit telah dimodifikasi menjadi sajian kekinian yang menarik di sejumlah tempat kuliner. menyuguhkan Sego Wiwit dengan ukuran mini yang bisa disantap secara perorangan. Namun pilihan Sego Wiwit dengan ukuran besar yang diperuntukan untuk kelompok orang juga masih menjadi pilihan.

Rumah Makan Yang Menjual Sego Wiwit

Pada zaman seperti sekarang upacara wiwit hampir tidak pernah lagi dilakukan oleh petani atau pemilik sawah padi. Mungkin hal itu dianggap sebagai pemborosan dan merepotkan. Akibatnya menu Sego Wiwit relatif sulit didapatkan. Namun jangan khawatir, kalian tetap dapat menikmati sego wiwit ini karena terdapat resto yang menjual menu ini. Berikut resto yang menjual menu sego wiwit :

Lesehan Sego Wiwit

Rumah makan Lesehan Sego Wiwit ini berlokasi di Jalan Opak Raya, Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta yang berjarak 13km dari pusat Tugu Yogyakarta atau sekitar 40 menit perjalanan. Untuk porsi di rumah makan ini merupakan porsi mini atau yang bisa disantap perorangan dengan harga Rp. 8.000 – Rp. 16.000 saja.

Warung Podjok Sego Wiwit

Rumah makan Warung Podjok Sego Wiwit berlokasi di Bromonilan, Purwomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjarak sedikit lebih jauh dengan Lesehan Sego Wiwit tadi yaitu 13,9km dari Tugu Yogyakarta atau sekitar 45 menit perjalanan. Untuk porsi disini untuk perorangan dengan harga sekitar Rp. 6.000.

Sego Wiwit Klaten @Griyo Dhahar SUMILIR

Rumah makan ini berlokasi di Jl. Pokoh, Kenayan, Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjarak lebih dekat dari pada rumah makan Warung Podjok Sego Wiwit yaitu 12,6km dari Tugu Yogyakarta dengan waktu perjalanan sekitar 40 menit. Untuk harga mulai dari Rp. 8.000 – Rp. 18.000.

Kampung Emas

Rumah makan yang terakhir adalah rumah makan Kampung Emas yang berlokasi cukup jauh dari pusat kota yaitu Jl. Jogja – Wonosari No.Km. 27, Plumbungan, Putat, Kec. Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta atau 29km dari Tugu Yogyakarta dengan lama perjalanan 1 jam 10 menit. Untuk porsi di rumah makan ini menyediakan porsi besar atau untuk kelompok dengan harga Rp. 175 ribu untuk 6 orang sudah lengkap semuanya tersedia.