Salah satu destinasi dalam Wana Wisata Budaya Mataram adalah Pinus Sari. Dikembangkan sekitar tahun 2015, Pinus Sari ini menawarkan pemandangan hutan pinus dengan udara yang sangat segar terutama jika wisatawan berkunjung di pagi hari. Sebelum menjadi destinasi wisata, kawasan hutan pinus Mangunan merupakan kawasan tandus yang kemudia direboisasi. Kawasan hutan seluas 570 Ha tersebut tak hanya ditanami oleh pohon pinus saja, ada jenis pohon lain seperti akasia, kemiri, mahoni, dan kayu putih.

Penamaan Pinus Sari ini tidak terlepas dari keberadaan kelompok tani hutan, yaitu kelompok masyarakat yang dulu mencari nafkah dengan cara menyadap getah pinus. Pohon Pinus yang menhasilkan getah untuk kemudian dijual dan menjadi sumber kehidupan kelompok tani hutan tersebut dianggap berkah bagi mereka. Getah pinus diibaratkan sebagai intisari pohon pinus yang menghidupi para anggota kelompok tani ini. Akhirnya kawasan ini kemudian diberinama Pinus Sari. Saat ini aktivitas penyadapan getah pinus sudah dihentikan dan beralih menjadi kawasan pengembangan wisata alam yang menawarkan keindahan alam.

Pinus Sari ini juga menyimpan legenda masyarakat yaitu Pertapaan Mbengkung. Legenda Pertapaan Mbengkung ini masih bagian cerita dari proses Sunan Kalijaga menjadikan Cokrojoyo sebagai muridnya. Tatkala Cokrojoyo yang hidup kembali setelah tubuhnya hangus terbakar, Sunan Kalijaga menggendong tubuh Cokrojoyo dan meletakkannya di sebuah tebing yang di kelilingi hutan yang rimbun. Sunan Kalijaga memerintahkan Cokrojoyo untuk semedi agar memulihkan jasmani dan rohaninya. Semedi dalam tradisi masyarakat Jawa adalah laku spiritual berupa berdiam diri dan memusatkan pikirannya kepada Tuhan. Laku Spiritual ini dalam bahasa Jawa yaitu Ambeg Manekung (Diam dan Fokus memohon anugerah Tuhan). Hal inilah yang menjadikan cikal bakal penamaan Spot Pertapaan Mbengkung.

Selain itu, di kawasan Pinus Sari ini terdapat bukit yang oleh masyarakat dinamai Gunung Kendil. Hal ini erat dengan mitos bahwa kawasan tersebut dahulunya menjadi tempat pertemuan orang-orang sakti. Sebelum mereka mengadakan musyawarah untuk membahas hal-hal penting, terlebih dahulu pusaka mereka harus disimpan di Gunung Kendil. Hal ini dilakukan agar jika terjadi perselisihan, mereka tidak menggunakan pusaka mereka dalam menyelesaikan masalah. Konon di Gunung Kendil tersebut tersimpan Pusaka Nagasasra yang memiliki daya magnet yang kuat bagi pusaka-pusaka lain di sekitarnya. Masyarakat percaya, jika ada leluhur yang meninggal dan belum sempat mewariskan pusakanya, maka pada hari ketujuh atau keempat puluh, pusaka tersebut akan menghilang dari kotak penyimpanan. Hilangnya pusaka tersebut diyakini ditarik oleh pusaka Nagasasra di puncak Gunung Kendil.

Di Pinus Sari ini wisatawan juga bisa menikmati beragam spot yang memiliki ciri khas masing-masing seperti Cempluk Pahing yang berupa taman indah dengan panorama kota Wonosari, Gunungkidul. Selain itu ada pula spot Kaladuta, Taman Bunga, Tebing, Ayunan hingga Jembatan. Semua spot ini bisa dinikmati dengan harga yang sangat murah, namun menawarkan pengalaman yang tidak murahan.