Jejak peradaban Hindu-Buddha terutama era Mataram Kuno ternyata juga ditemukan di wilayah Nglanggeran. Sekitar tahun 1979, ditemukan dua buah fragmen arca dari Nglanggeran oleh seorang warga bernama Harta Sutrisna. Dua fragmen Arca tersebut ditemukan dalam kondisi terpendam dalam tanah di atas bukit (Gunung Nglanggeran). Kondisi kedua fragmen arca ketika diketemukan dalam keadaan telah rusak. Fragmen arca yang pertama digambarkan kaki diduga dewa yang duduk bersila di atas padmasana. Fragmen arca kedua memiliki bentuk yang lebih baik yakni bagian tubuh hingga kaki walau bagian kepala dan tangan telah hilang. Kedua fragmen arca dari Nglanggeran selanjutnya disimpan di halaman rumah Bapak Hadi Sutisno. Kedua arca tersebut telah dilakukan penelitian dan pendataan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I Yogyakarta.
Beberapa tahun sebelumnya juga ditemukan arca yang berlatar agama Buddha. Temuan arca tersebut berupa kepala Boddhisatwa berbahan perunggu dan berlapis emas. Arca ini ditemukan tahun 1956 di Nglanggeran, tepatnya di perbatasan desa Nglanggeran dan desa Ngoro-oro. Saat ini arca tersebut disimpan di ruang pamer Museum Sonobudoyo.
Penemuan kedua arca tersebut merupakan bukti bahwa kawasan Nglanggeran tak hanya sebuah kawasan gunung api purba, namun Nglanggeran juga menyimpan jejak peninggalan masa Hindu-Buddha. Keberadaan kedua arca tersebut mencuatkan beragam dugaan bahwa kemungkinan masih ada peninggalan atau jejak masa Hindu-Buddha di kawasan ini. Pengunjung masih bisa melihat temuan arca tersebut dan mengagumi detail dari arca peninggalan masa Hindu-Buddha tersebut.
Statues – Traces of the Hindu-Buddhist Era in Nglanggeran
Traces of the Hindu-Buddhist civilization, particularly from the Ancient Mataram era, have been discovered in the Nglanggeran area. Around 1979, two fragments of an arca (statue) were found in Nglanggeran by a resident named Harta Sutrisna. These two arca fragments were discovered buried in the ground on the Nglanggeran hill. Both fragments were found damaged when uncovered. The first arca fragment depicts the legs of a cross-legged sitting deity on a lotus throne. The second arca fragment has a better-preserved body and legs, although the head and arms are missing. Both Nglanggeran arca fragments were stored in the yard of Mr. Hadi Sutisno’s house. These arca fragments were later researched and documented by the Cultural Heritage Conservation Office of Yogyakarta.
Several years earlier, a Buddhist-themed arca was discovered in Nglanggeran in 1956. This arca depicted the head of a Bodhisattva made of bronze and covered in gold leaf. The arca was found on the border between the Nglanggeran and Ngoro-oro villages. Currently, this arca is displayed in the exhibition hall of the Sonobudoyo Museum.
The discovery of these two arca fragments is evidence that Nglanggeran is not only an area of ancient volcanoes but also holds traces of the Hindu-Buddhist era. The presence of these two statues has raised speculations that there might still be remnants or traces of the Hindu-Buddhist era in this area. Visitors can still view these statue findings and admire the details of these Hindu-Buddhist relics.