Cekungan batu yang mirip bekas telapak kaki kuda ini diyakini warga memiliki cerita gaib yang menakjubkan. Cerita itu dihubungkan dengan makhluk mitologi berupa kuda yang menjadi tunggangan bidadari. Kuda tersebut bernama Kuda Sembrani yang konon sering turun ke Tlogo Guyangan untuk berendam dan mandi. Keberadaan sosok makhluk mitologi Kuda Sembrani ini erat kaitannya dengan awal mula dihuninya Kampung Pitu.

Kuda Sembrani yang turun dari langit kemudian mendarat di bebatuan keras di dekat telaga. Kuatnya hentakan Kuda Sembrani ini akhirnya menciptakan bekas tapak kaki kuda. Inilah yang kemudian menjadi asal muasal penamaan situs Tapak Jaran Sembrani. Dahulu Abdi Dalem Keraton Yogyakarta sering mengambil bekas tapak Jaran Sembrani tersebut. Hanya dengan doa tertentu (mantra), batu bekas tapak Jaran Sembrani bisa terlepas sendiri dari bagian batu yang besar.


Tapak Jaran Sembrani – The trace of the Phantom Horse

The rock depressions resembling the hoofprints of a horse are believed by the locals to have a fascinating mystical story. This story is connected to a mythological creature in the form of a horse that serves as a celestial being’s mount. This horse is known as Kuda Sembrani, which is said to often descend to Tlogo Guyangan to soak and bathe. The presence of the mythological creature Kuda Sembrani is closely linked to the beginning of the inhabitation of Kampung Pitu. Kuda Sembrani descended from the sky and landed on the hard rocks near the lake. The powerful hoofbeats of Kuda Sembrani eventually created the hoofprint marks. This is the origin of the name “Tapak Jaran Sembrani” for the site. In the past, the Abdi Dalem (servants) of the Yogyakarta Palace often collected these hoofprint marks. Only with specific prayers (mantras) could the hoofprint marks detach themselves from the large rocks.