Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal menjadi salah satu wilayah yang populer sebagai destinasi wisata alam dan budaya yang menarik. Saat berwisata ke suatu daerah, mungkin terdapat keinginan untuk membeli hasil kerajinan khas daerah tersebut sebagai kenang-kenangan. Salah satunya jika kalian berkunjung ke Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), beberapa wilayah disana memiliki kerajinan tangan yang bisa menjadi pilihan pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh.
Kerajinan Kain Sentolo, kelompok pengrajin tenun yang berada di kecamatan Sentolo menghasilkan produk berupa kain tenun beragam motif dan warna yang halus dan lembut sehingga sangat diminati oleh pecinta kain tenun. Tidak hanya kain tenun, pengrajin tenun di Kulon Progo saat ini juga memproduksi tenun sebagai stagen, pakaian jadi, surjan, kebaya, hem dan blus yang dikombinasi dengan bahan tenun/batik khas Kulon Progo.
Kerajinan Serat Alam Nanggulan yang berada di lokasi kecamatan Nanggulan Kulon Progo. Warga disana memanfaatkan limbah tanaman seperti eceng gondong, pandan, pelepah pisang, serat agel dan daun palem untuk di produksi berbagai kerajinan tangan bernilai jual tinggi. Di Nanggulan banyak sentra kerajinan yang menjual hasil produknya, salah satunya toko Murakabi Craft yang cukup diminati dikancah nasional hingga pasar internasional.
Pargono sosok di balik lahirnya Murakabi Craft, sentra kerajinan serat alam yang berpusat di Dusun Sedang, Kalurahan Tanjungharjo, Kapanewon Nanggulan. Di tempat ini pengunjung bisa menjumpai aneka kerajinan mulai dari karpet, pot, vas bunga, tas, hingga perabotan rumah tangga. Tak hanya itu, Murakabi Craft juga mengeluarkan produk seperti tas, pouch kecil, hingga tas-tas besar lainnya untuk mengikuti tren fashion 2023. Harga setiap produknya di patok mulai dari 10 ribu hingga ratusan juta sesuai produk yang pengunjung minati.
Kerajinan biola kayu, Biola Kayu โJaprakโ merupakan satu-satunya pembuatan biola kayu di Yogyakarta memiliki rumah produksi yang berada di Dusun Jetis, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, yang berjarak 30 km dari Kota Yogyakarta.
Joko Kuncoro atau akrab disapa Japrak Biola, membuat biola secara manual dan menyesuaikan dengan permintaan konsumen. Harganya bervariasi dari ratusan ribu bahkan bisa sampai jutaan tergantung dari permintaan pembeli. Japrak membuat biola kayu hanya berdasarkan pesanan.
Pesanan biola kayu datang mulai dari warga biasa hingga musisi baik dari dalam maupun luar negeri. Bahkan, biola kayu Japrak telah diekspor ke beberapa negara, seperti Rusia, Italia, dan Ukraina. Selain biola kayu, Japrak juga memproduksi alat gesek lainnya. Wisatawan yang ingin membeli biola kayu bisa langsung datang ke lokasi pembuatannya di desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh.(nvl)