Sebuah gua yang ditemukan warga Grogol II Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul pada 2014 silam, belum bisa beroperasi secara maksimal untuk pariwisata.
Gua yang tak jauh dari Gua Pindul tersebut adalah Gua Gelatik Lorong Sewu.
Sesepuh Gua Gelatik Lorong Sewu, Supardi menjelaskan bahwa dulunya ada cerita bahwa di daerah tersebut terdapat gua. Namun karena gua berada di bawah tanah, masyarakat sekitar penasaran dan melakukan penggalian pada 2014.
“Butuh waktu 4-5 bulan,” terangnya, Selasa (4/10/2016).
Terkait pemilihan nama Gua Gelatik Lorong Sewu, Supardi menjelaskan bahwa dulunya ada banyak Burung Gelatik di sekitar gua. Setelah masyarakat sekitar berhasil menemukan gua dan menyusurinya, ternyata gua memiliki banyak lorong, yang pada akhirnya dinamakan Gua Gelatik Lorong Sewu.
Satu di antara pemandu Gua Gelatik Lorong Sewu, yakni Marsono menerangjan bahwa di dalam gua terdapat beragam jenis batuan dan juga masih tampak jejak turbulensi di dalamnya.
“Pada lantai yang paling dasar, kita akan menemukan sungai bawah tanah dan habitat Ikan Naga Jawa atau Moa,” bebernya.
Terkait medan di dalam gua, Marsono menjelaskan bahwa tingkat kesulitannya terbagi dalam sedang dan sangat menantang. Pasalnya, gua tersebut memiliki jalur horizontal dan juga vertikal.
“Kita masuk, di dalam ada gua lagi dan begitu seterusnya sampai 7 susun hingga kita sebut lorong sewu. Maka dibutuhkan pemandu saat masuk ke dalam,” tambahnya.
Sementara ini, baru 350 meter yang telah dieksplore warga sekitar. Belum semuanya berhasil terkuak. Berhubung sirkulasi udara yang minim, pengunjung dibagi dalam satu kelompok yang berisi 10-15 orang, termasuk dengan pemandu. Durasi perjalanan di dalam gua hingga keluar adalah 1,5 jam.
“Dulu saat grand opening cukup ramai. Per orang dikenakan tarif Rp 15 ribu. Saat ini sementara vakum karena keterbatasan jumlah personel dan juga kendala biaya,” urainya.
Perwakilan Bidang Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Supriyanta menjelaskan Gua Gelatik Lorong Sewu merupakan gua kering, yang dalam pengembanganan pariwisatanya tidak bisa berdiri sendiri.
“Untuk pengembangannya, kita bentuk kelembagaannya yakni pokdarwis (kelompok sadar wisata) dan juga membuat paket kunjungan,” terangnya.
Terkait paket kunjungan tersebut, Supriyanta mengatakan bisa dibentuk konsep wisata gua, yakni dari Gua Pindul, Gua Gelatik Lorong Sewu, dan juga gua sekitarnya. Selain itu, paket wisatanya juga bisa melibatkan UMKM yang tersebar di sekitar Gua Gelatik Lorong Sewu.
“Selain itu, karena ini termasuk objek wisata minat khusus, maka harus diperhatikan safety dan juga pemandu yabg bersertifikat, karena gua membutuhkan perlakuan khusus,” bebernya.(Tribun Jogja/Kurniatul Hidayah)