Berjualan menggunakan angkringan sederhana di emperan sebuah toko di ruas Jalan Brigjen Katamso Yogyakarta, Bu Roso, perempuan 60 tahun memiliki pelanggan yang begitu banyak.

Di warung kaki lima tersebut setiap harinya Bu Roso berjualan nasi soon. Dikatakan Bu Roso, dia telah berjualan nasi soon sejak 35 tahun yang lalu.

“Saya berjualan sejak anak saya masih bayi, dan sekarang anak saya itu udah dewasa,” ujar Bu Roso.

Mampu bertahan berjualan makanan sekian lama membuktikan kualitas rasa dari kuliner yang dijajakannya. Makanan yang dijual Bu Roso cukup sederhana, hanya soon yang dioseng-oseng, disajikan dengan nasi putih dan sambal.

Soon tersebut dioseng-oseng dengan beragam bumbu dan tambahan kecap, rasanya benar-benar gurih dan mantap. Tambahan sambal yang super pedes manambah nikmat nasi soon racikan Bu Roso ini.

Sebagai tambahan lauk, tersedia beragan jenis gorengan mulai dari tempe, bakwan, tahu, hingga tempe gembus. Telur dadar, ceker, dan paha ayam, melengkapi pilihan lauk yang disediakan.

Karena rasanya yang juara, pembeli harus rela antri untuk mendapatkan seporsi nasi soon. Bahkan sering kali sebelum warung tersebut buka, sudah ada calon pembeli yang antri.

Karena bagitu banyaknya pembeli, seringkali tidak sampai tiga jam dagangan Bu Roso telah habis terjual. Untuk memenuhi permintaan pembeli, dalam sehari beras yang dihabiskan mencapai 25 kilogram.

Untuk harga, seporsi nasi soon porsi biasa hanya dibandrol Rp.4 ribu, sedang untuk porsi besar harganya hanya Rp5 ribu. Lauk pauk berupa gorengan dapat pembeli nikmati dengan harga Rp2 ribu per tiga bijinya.

“Untuk lauk ayamnya, harganya Rp5 ribu dan Rp6 ribu,” jelas Bu Roso.

Setiap harinya warung nasi soon Bu Roso ini buka dari jam 16.00. Jangan datang terlalu sore jika tidak kehabisan soon legendaris ini.

Dan jangan ke warung ini pada hari Minggu, karena di hari tersebut Bu Roso libur.

Secara persis, lokasi warung nasi soon ini berada sekitar 50 meter selatan lampu merah pertigaan Gondomanan. (Tribunjogja/Hamim Thohari)