Pantai Wedi ombo secara administratif masuk wilayah Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul. Pantai ini termasuk pantai yang ada di ujung timur wilayah Daerah istimewa Yogyakarta. Akses menuju pantai ini sangatlah mudah dijangkau setelah sebelumnya datang ke Pantai Siung.
Pantai Wedi ombo ini memiliki kontur tanah yang lebih rendah dibandingkan daratan di sekitarnya. Beberapa puluh anak tangga menjadi akses awal kita untuk menikmati keindahan Wedi ombo. Sembari menapaki jalan turun kita bisa melihat hamparan ladang pertanian dan rumah penduduk yang berada di sekita pantai tidak ketinggalan pula vegetasi mangrove yang masih tersisa. Perbukitan yang curam dan terjal menjadikan kawasan Pantai Wediombo ini menjadi ajang bagi para pemancing untuk merasakan nikmatnya memancing diatas bukit. Kebiasaan dari penduduk setempat ini akhirnya menular kepada para mincing mania yang berada di luar daerah tersebut.
Memancing di ketinggian bukit karang bukanlah hal yang mudah bagi para mancing mania. Menyusuri bibir pantai kea rah timur kemudian dilanjutkan naik turun karang di tepian pantai yang licin dan hempasan ombak besar.Tidak sampai disitu kemudian dilanjutkan naik ke atas bukit yang langsung berhadapan dengan samudra Indonesia yang luas serta dalam.
Perjuangan besar dibayar tuntas dengan hasil yang memuaskan bagi para mancing mania di tempat tersebut. Ikan Cucut atau Panjo (dalam bahasa lokal) adalah hasil minimal yang akan didapat bagi para mancing mania. Ikan yang panjangnya setara dengan lengan manusia dewasa ini punya 2 jenis, yang berbentuk gilig (silinder) banyak ditemui pada musim kemarau, sementara yang gepeng (pipih) ditemui pada musim hujan dan biasanya para mancing mania menggunakan ikan teri sebagai umpan yang bisa didapatkan di tepian pantai. Mendapatkannya pun mudah tinggal lempar kail atau menebar jaring maka umpan bisa didapatkan.
Di Pantai Wedi Ombo ini beberapa pemancing menjual ikan Panjo hasil tangkapannya dengan harga Rp. 3.000,-/ekor terkadang dijual perikat berisi 5-6 ekor ikan seharga Rp. 20.000,-. Tidak ketinggalan pula paket masakan menu Ikan Panjo goreng juga tersedia hanya Rp 7.000,00. Nasinya dihidangkan dalam bakul kecil, sementara sambalnya dalam cobek. Porsinya cukup banyak, bahkan untuk 2 orang.
Tidak jauh berbeda dengan penduduk di pesisir pantai, penduduk sekitar Pantai Wedi Ombo melakukan upacara budaya yang sering disebut Ngalangi yang diadakan setahun sekali. Upacara ini mirip Labuhan Besar yang tujuan utamanya yaitu mengungkapkan rasa syukur pada Tuhan atas anugerah yang dilimpahkan dan memohon rejeki yang lebih baik untuk masa mendatang. Ngalangi atau menghalangi adalah prosesi penangkapan ikan dengan cara menggunakan gawar yang terbuat dari akar pohon wawar yang menjalar sebagai jaring yang dipancangkan dari bukit Kedungwok dan dihalau bersama-sama ke laut oleh masyarakat setempat.
Setelah air surut, ikan-ikan diambil. Warga kemudian sibuk membersihkan dan memasak ikan tangkapan. Sebagian kecil ikan dilabuh lagi ke lautan bersama nasi dan sesaji. Sebagian besar lainnya dibagi sesuai dengan jumlah keluarga penduduk setempat dan diantar ke rumah-rumah warga. Acara mengantar ikan ke rumah- rumah warga ini sering disebut kendurian besar, wujud kearifan lokal bahwa semua ikan adalah rejeki bersama.