Kejelasan waktu car free night masih menjadi misteri. Walau demikian, banyak pihak yang menyambut baik wacana tersebut, satu di antaranya adalah Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Aris Riyanta.
Menurut Aris, keberadaan car free night nantinya akan dimanfaatkan oleh pihaknya untuk menambah ruang berkesenian di jalanan Malioboro.
Tak hanya itu, melalui aksi jalanan tersebut pula, pihaknya berupaya mengedukasi masyarakat serta wisatawan agar menikmati fasilitas di area pedestrian Malioboro dengan bijak.
“Proses ke depan, kami berupaya memberikan penyadaran dengan melibatkan stakeholder yang ada. Artinya, kami setuju dengan adanya car free night karena ada kesempatan dan tempat untuk berekspresi, baik itu seni budaya maupun atraksi,” ujarnya ketika ditemui di Kompleks Kepatihan.
Aris mengakui bahwa tidak semua pengguna area pedestrian Malioboro sadar untuk menjaga kebersihan di sana.
“Memang masyarakat masih perlu disadarkan untuk membuang sampah pada tempat yang disediakan, baik itu puntung rokok maupun plastik makanan. Ini mengedukasi ke masyarakat. Mari kita pelihara aset yang ada di area pedestrian ataupun semua yang melekat di sana,” katanya.
Sebelumnya diketahui bahwa beberapa street furniture di area pedestrian Malioboro, yang berupa kursi kayu, menjadi sasaran tangan jahil. Sejumlah coretan terlihat di kursi yang berada di depan Toko Bucheri.
Satu di antara Manajer Proyek Revitalisasi Malioboro, Eri Purnomo, menjelaskan bahwa menghilangkan noda coretan tersebut bukan dengan cat, melainkan melapisinya dengan teak oil.
“Cara perbaikannya nanti itu kami amplas sampai tak berbekas, lalu selanjutnya dilapisi teak oil ulang,” ucapnya.