Pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017 di Jalan Malioboro tepatnya didepan Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam pembukaan tersebut disampaikan sambutan dari Direktur Kesenian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Dr., Restu Gunawan, M.Hum. menuturkan bahwa Di Indonesia ini bila dihitung terdapat kurang lebih 500-600 festival kebudayaan , tetapi perlu dikritisi bahwa festival sebanyak itu belum mampu menggairahkan tentang bagaimana mengkapitalisasikan festival-festival kebudayaan yang ada hampir setiap hari. Beliau mengharapkan agar Jogja dapat menularkan kepada daerah-daerah lain, karena selain sebagai ekspresi kebudayaan , perlu ?dipikirkan pula bagaimana festival-festival semacam ini bisa mengkapitalisasi aset budaya menjadi aset ekonomi , sehingga masyarakat banyak merasakan kemakmuran, dan kesejahteraan. Apabila dikaitkan dengan pendidikan dan penguatan karakter bangsa? dapat dilihat sebuah festival yang disaksikan oleh anak-anak remaja dan anak-anak remaja pula yang melaksanakannya, maka saya kira kita mempunyai masa depan yang cukup cerah,untuk kebudayaan yang akan datang imbuhnya.
Lalu dilanjutkan sambutan dari Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bapak Gubernur mengatakan, “Tema FKY tahun 2017 ini adalah Umbarr Mak Byarr , Umbar merupakan bahasa jawa yang memiliki makna kebebasan berkreasi sebagaimana kalau kita mengumbar anak-anak bermain di waktu luang maka tema besar tersebut dapat diwujudkan dalam kegiatan FKY ke 29 ini yang menjadi sarana untuk mengekspresikan gagasan dari semua partisipan yang berkontribusi. Tema Umbarr Mak Byarr memberi peluang harkat kemerdekan muncul Mak Byarr sebuah gagasan brilian yang bermakna bagi kehidupan ini dan kemanfaatan masyarakat. Memang bahasa seni bersifat universal yang menggambarkan nadi rakyat untuk mengaktualisasi dan mengekspresikan kebenaran yang sejati. Membanggakan karena banyak seniman seniwati? dari generasi muda yangsecara sadar yang dengan cara budaya memaknai Yogyakarta sebagai pusatnya seni kreatif yang sering kali mengejutkan, menggetarkan karena mempertanyakan pembangkit jati diri kita apakah kita sudah mencapai kemandirian berbudaya sebagaimana kita nanti dalam tri sakti jiwa proklamasi”.
Dari FKY ini Bapak Gubernur berharap dapat menjadi wahana penggerak masyarakat menuju peningkatan dimensi-dimensi nilai seperti dimensi prioritis yang terkait pencarian nilai-nilai kebenaran, dimensi ekonomi yang terkait nilai kegunaan, dimensi estetis yang terkait nilai keindahan, dimensi sosial yang terkait dengan tras, dimensi politik yang terkait nilai kuasa, dan dimensi keagamaan yang merupakan nilai Ketuhanan yang berkebudayaan.
By : Shella dan April