Beberapa tidakan dilakukan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 di Indonesia, termasuk juga di DI Yogyakarta. Salah satu upaya cepat sudah dilakukan di bandara Adisutjipto dan Stasiun Tugu yang merupakan pintu masuk ke Yogyakarta dengan melakukan pembersihan antara lain di area keberangkatan, kedatangan dan ruang tunggu penumpang dengan sterilisasi penyemprotan alkohol pada kursi, pintu, meja dan seluruh area yang sering tersentuh. Pembersihan dan penseterilan ini pun akan dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan nantinya.
Selasa (17/3) kemarin, Gerakan Masyarakat Pelaku dan Pengelola Wisata pun melakukan aksi ‘Reresik Wisata Jogja’. Gerakan ini dilaksanakan sebagai respon cepat atas perkembangan terbaru dan arahan Gubernur DIY agar bersih desa dilakukan di masing masing wilayah termasuk destinasi wisata.
Adapun gerakan reresik wisata Jogja ini dilaksanakan selama 5 hari (sepasar , dalam penanggalan jawa) mulai hari Selasa (17/3) sampai dengan Sabtu (21/3) di beberapa destinasi wisata di wilayah DIY. Obyek-obyek wisata tersebut diantaranya Tebing Breksi, Penting Sari, Kampung Flory, Blue Lagoon, Taman Candi Kedulan, Kawasan Candi Banyunibo dan Tebing Banyunibo. Destinasi atau obyek wisata lainnya yang dibersihkan adalah Pinussari, Seribu Batu, Lintang Sewu, Pinus Pengger, Becici, Pinus Asri, Telaga Jonge, Ngingrong, Nglanggeran, Nglinggo dan Dewa Wisata Segaji.
Lebih lanjut, kegiatan bersih lingkungan ini murni di inisiasi oleh para pelaku wisata. Kegiatan adalah implementasi dari komitmen dan Kemandirian para pelaku wisata untuk mewujudkan Sapta Pesona Wisata DIY. Melalui kegiatan ini, Kepala Dinas Pariwiata berharap pesona wisata akan terangkat. Gerakan ini adalah bentuk guyub dan komitmen mereka, para pelaku pariwisata DIY. Kepala Dinas Pariwisata DIY berharap, kegiatan ini bisa berimbas ke sektor yang lain, tak hanya wisata saja. Gerakan Reresik Wisata Jogja ini akan menyasar pada fasilitas yang sering tersentuh tangan dengan memaksimalkan disinfektan.
Selain itu destinasi wista wajib menyediakan sarana cuci tangan dengan sabun dan air mengalir yang dilengkapi dengan tissue dan tempat sampah tertutup pada akses masuk obyek wisata. ‘Reresik Wisata Jogja’ melibatkan seluruh pelaku wisata di masing-masing obyek wisata agar fokus dalam rangka pembersihan lingkungan dan perbaikan sarana wisata.
Selain itu juga sebagai bentuk penyampaian pesan kepada masyarakat luas/wisatawan, bahwa dalam kurun waktu 5 hari (sepasar) ke depan, layanan wisata prima akan terganggu. Untuk itu, kepada wisatawan, diharapkan lebih bijak dalam mengatur jadwal kunjungan, setelah selesai agenda pembersihan ini selesai. (san/ynd)