Beberapa tahun terakhir, industri pariwisata DIY melejit kembali setelah munculnya berbagai spot-spot wisata baru yang mewarnai destinasi wisata di kawasan Yogyakarta. Berawal dari trend social media yang kemudian memunculkan ide-ide baru untuk menarik wisatawan, masyarakat di DIY pun berlomba-lomba menggali potensi wisata di wilayahnya masing-masing.
Salah satu kawasan wisata yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah kawasan Mangunan. Dulunya kawasan Mangunan hanya sebatas kebun buah yang memang memiliki view yang bagus, lalu mulailah pengelola mengembangkan kawasan Mangunan dengan menambah beberapa spot wisata. Terlebih dengan topografi yang berbukit-bukit yang saat itu menjadi incaran para wisatawan.
Melihat respon wisatawan yang sangat bagus, pengelola pun semakin mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di sekitar Mangunan yang akhirnya dirintislah Desa Wisata Kaki Langit pada tahun 2015.
Selain kawasan wisata seperti Hutan Pinus Mangunan, Watu Lawang, dan Slembrang, desa wisata Kaki Langit juga mengembangkan potensi-potensi lain seperti tradisi, seni budaya, kerajinan, wisata alam, outbond dan souvenir khas Kaki Langit. Bahkan baru-baru ini, pengelola membangun beberapa homestay berupa rumah limasan untuk akomodasi wisatawan yang ingin bermalam di desa wisata Kaki Langit.
Profesi masyarakat desa Kaki Langit sebagai pengrajin kayu juga menjadi daya tarik wisata Kaki Langit. Berbagai furniture dan souvenir seperti figura, meja-kursi, kap lampu bisa menjadi oleh-oleh khas desa Kaki Langit.
Pada tahun 2017 ini, desa wisata Kaki Langit masuk menjadi salah satu kandidat Kampung Adat Terpopuler dalam Penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2017 dan menjadi finalis Lomba Desa Wisata Tingkat Nasional 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata.