Yogyakarta memang terkenal dengan makanannya yang memiliki citarasa manis gurih. Meski begitu, bukan berarti tidak ada kuliner khas Jogja yang memiliki rasa pedas yang membakar lidah. Cobalah sesekali menjelajah Jalan Ahmad Dahlan atau kawasan sekitar PKU Muhammadiyah saat malam hari, maka akan ditemukan dereta warung tenda yang menjual kuliner khas Jogja yang siap membakar lidah para penikmatnya, Oseng-oseng Mercon.

Seperti namanya, oseng mercon memang hidangan yang disantap khusus bagi penikmat cita rasa pedas. Oseng mercon sendiri merupakan masakan berupa kikil, gajih, kulit, dan tulang muda (koyoran) yang dimasak dengan cabai rawit dan minyak. Dari penampakannya, oseng mercon terlihat mengerika. Dan jika didiamkan sebentar saja, maka oseng-oseng ini akan menggumpal sebagai bukti lemak yang sangat banyak. Karena itu, ketika menyantap makanan ini disarankan agar segera dihabiskan.

Dari deretan warung oseng mercon, ada salah satu warung tenda yang merupakan pelopor munculnya makanan pedas ini, yaitu Warung Oseng Mercon Bu Narti. Menurut si empu warung, ide membuat oseng mercon ini muncul ketika waktu idul adha, dirinya mendapatkan banyak koyoran sapi. Bingung diolah apa, ia pun menjajal dimasak menggunakan cabai rawit. Tidak disangka, banyak pembelinya yang menyukai masakan pedas ini.

Nama oseng-oseng mercon sendiri merupakan pemberian dari budayawan Emha Ainun Najib atau yang lebih dikenal sebagai Cak Nun. Dulunya, warung makan ini sering dikunjungi para seniman dan budayawan dan mereka sering memperbincangkan pedasnya masakan Bu Narti seperti makan mercon. Hingga saat ini, nama tersebut masih digunakan dan banyak orang yang menyebut oseng-oseng ini dengan oseng-oseng bledek (Halilintar).

Oseng-oseng Mercon Bu Narti Yogyakarta

Lokasi : Jl. KH. Akhmad Dahlan, Gang Purwodiningratan Yogyakarta. (depan eks kantor PP Muhammadiyah) buka jam 17.00 – 22.00 WIB.