visitingjogja.com, Yogyakarta – Dalam rangka melestarikan seni budaya dan tradisi leluhur, Dinas Pariwisata DIY mengadakan Lomba Jemparingan Mataraman Tingkat Nasional yang telah dilaksanakan di Stadion Kridosono Yogyakarta, Minggu (11/2) pukul 08.00 WIB-selesai. Lomba ini memperebutkan Trophy bergilir Paku Alam X. Event ini digelar dalam rangka peringatan Hadeging Nagari Kadipaten Pakualaman ke 212.
Dahulu, tradisi tersebut dimainkan oleh para bangsawan dan keluarga kerajaan. Raja Kerajaan Mataram menjadikan permainan ini sebuah perlombaan wajib di wilayah kerajaan pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini dimainkan oleh rakyat biasa sebagai bagian dari hiburan dan juga pelestarian budaya yang sangat berharga.
Event ini diikuti oleh 655 pemanah yang dari berbagai daerah di Indonesia termasuk pelajar, 571 pemanah umum (475/pa dan 96/pi) dari 41 klub penahan yang ada di Jawa, yaitu tuan rumah Daerah Istimewa Yogyakarta, Solo, Klaten, Semarang, Karanganyar, Cirebon, Bandung, Magetan, Madura, Bali, Kalimantan dan daerah lain. Selain itu pelajar yang mengikuti eksebisi jemparingan jarak 20 meter sebanyak 84 pemanah.
Istiardi (Yogja/pa) dan Sukarsih (Kulonprogo/pi) menjuarai Lomba Jemparingan Mataraman Tingkat Nasional II-2018 dan berhak membawa pulang Trophy bergilir Paku Alam X, Tropy tetap, serta uang pembinaan dari penyelenggara. Istiardi asal Yogya dinobatkan sebagai juara umum, dengan total poin 13. Ia mengungguli Boma LA (Yogya/pa) yang berada di peringkat II, dengan total poin 9 dan peringkat III Santoso LA (Yogya/pa), dengan 8 point. Sementara untuk kategori putri, Sukarsih asal Kulonprogo berhasil juga untuk mendapatkan juara umum, setelah mengantongi total point 5. Dan mengatasi dua pesaingnya yang menduduki posisi II, yaitu Yayuk Agustinawati (Sleman/pi) dan Khusnul Lutfi MN (Yogya/pi) yang mendapatkan point sama yaitu 4 point.