Sumber Foto : Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata DIY
Mengutip dari Bernas.id – Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanto mengatakan Pasar Indochina itu masih disebut pasar potensi. Selama ini, pasar utama pariwisata Yogyakarta berasal dari Eropa dan Asia yaitu Malaysia dan Singapura, Jambuluwuk Malioboro Hotel, Jumat 3 Agustus 2018.
Dari data, yang paling banyak ke Jogja itu adalah Belanda, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura. Untuk itu, Indochina yang meliputi Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, kita anggap sebagai pasar potensi. Kendala yang ada, belum ada direct flight. Yang ada (penerbangan langsung-red) baru Singapura dan Malaysia, katanya di sela-sela Rapat Koordinasi Sales Mission 10 Destinasi Branding di Indonesia.
Aris menyampaikan Pasar Vietnam sudah semakin meningkat karena sering melakukan pameran wisata dengan sekalian membawa industri pariwisata ke sana. Laos, Kamboja, dan Myanmar itu belum, tapi dengan adanya kegiatan pameran wisata, pasar Vietnam semakin meningkat, katanya.
Dikatakan Aris, Vietnam itu banyak orang kaya baru (OKB) dari keberhasilan di bidang pertanian, bahkan keberhasilan bidang pariwisata. Pariwisata di sana naiknya luar biasa 29%. Indonesia yang sudah top saja sekitar 22%. Vietnam luar biasa. Ini ternyata ada deregulasi yang luar biasa yang memberikan akses kemudahan, termasuk harga murah, jelasnya.
Dengan harga murah sekian itu, lanjut Aris, bisa mampu mengakomodasi untuk melihat beberapa destinasi, termasuk makan di perjalanan. Makanya, terus banyak turis datang ke sana. Harga-harga baik itu hotel dan makan, relatif tidak mahal di sana. Destinasinya termasuk akses ke sana. Ini yang katakanlah daya saing mereka relatif tinggi, destinasinya cukup unik, harganya cukup terjangkau, bebernya.
Disarankan Aris, melalui Sales Mission ini, kalau Kementerian Pariwisata mau membuka peluang adanya pertemuan bisnis antara industri wisata yang menjual paket-paket itu, ada kemungkinan dari pasar rintisan menjadi pasar potensi yang nanti Jogja ada Internasional Airport yang baru itu bisa menjadi bagian yang memudahkan aksesibilitas ke Jogja.
Untuk turis Vitenam yang datang ke Jogja, sebut Aris, memang masih relatif kecil, mendekati 700, tapi terus meningkat. Ada suatu peningkatan. Khusus Jogja yang ditawarkan di samping Borobudurnya, juga tentang Gunung Merapi karena di sana memang tidak banyak gunung yang masih aktif, katanya. (Jat)
Sumber Berita :bernas.id