Mengunjungi tempat-tempat bersejarah tentu tidak ada ruginya bagi kita sebagai generasi modern. Kita bisa banyak belajar tentang banyak hal ketika sampai ke tempat-tempat yang bersejarah. Mulai dari bisa menambah pengalaman sekaligus pengetahuan yang tidak terduga sebelumnya.
Anda yang berkunjung ke History of Java Museum akan disuguhkan banyak sekali koleksi benda purba yang sangat memikat naluri seni Anda. Museum Yogyakarta ini terletak di Jalan Parangtritis Km 5,5 Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Berikut ini beberapa koleksi benda-benda kuno estetik yang menjadi sisi menarik di museum ini:
Hiasan Kayu Berukir Sosok Semar
Anda yang menyukai hasil seni ukir apa yang disebutkan pemandangan yang sangat menakjubkan di museum ini karena di sana terdapat hiasan kayu ukiran berupa sosok Semar yang dilengkapi dengan sulur tanaman. Hiasan ukir kayu ini ini diperkirakan muncul pada abad 19. Sosok Semar diukir sebagai hakikat bagi penganut kepercayaan tertentu atau kapitayan.
Tempat Mencuci Keris
Terdapat pula tempat pencucian keris yang ada pada abad ke-18. Koleksi benda kuno yang jadi Sisi menarik dari History Of Java Museum ini menjadi aset berharga yang masih tersimpan hingga saat ini.
Sesuai dengan namanya tempat unik ini berfungsi sebagai penghilang noda atau karat yang sering muncul pada bilah keris. Jamasan atau tempat pencuci keris ini dilengkapi dengan sabut kepala, batu bata, jeruk nipis, dan bahan pencuci keris lainnya. Teknik perawatan keris yang seperti ini bermula sejak zaman Majapahit.
Kentongan
Sisi menarik yang ada pada museum ini juga tersimpan dalam koleksi benda kuno kentongan yang juga tidak kalah uniknya dengan benda-benda purba yang lainnya. Ketemuan ini memiliki bentuk berupa sosok laki-laki memakai kopiah. Kabarnya kentongan ini berasal sejak abad ke-17 pada zaman kerajaan Mataram.
Kentongan ini berfungsi sebagai penanda waktu salat pada zamannya. Ketika masyarakat sudah mendengar bunyi kentongan maka mereka akan berbondong-bondong untuk pergi ke mushola atau salat di rumahnya masing-masing.
Kancip
Kalau Anda penasaran pada bentuk kancip bisa memperhatikan gunting. Benda ini muncul pada abad 18 sampai 19. Bahan dasar dari kancil ini adalah perak dan besi.
Sedangkan untuk motifnya paksi nagaliman atau seperti burung berkepala gajah yang dilengkapi dengan belalai membawa senjata trisula. Fungsi dari konsep ini adalah sebagai pelengkap makan sirih.
Anda yang penasaran bisa segera mengunjungi History Of Java Museum yang terletak di kota Yogyakarta ini. Sisi menarik dari benda ini akan membuat Anda banyak belajar tentang sejarah.
Kepala Garuda
Anda sudah jelas tahu bukan bentuk burung Garuda? Ya, mengikat burung garuda menjadi lambang negara yang identik dengan Pancasila.
Hanya saja buat Anda yang penasaran pada kepala Garuda yang biasanya diletakkan di bagian depan kapal kerajaan bisa melihat figur berbentuk kepala Garuda yang ada di museum ini. Pada era kerajaan Cirebon abad ke-19 kepala Garuda ini mulai digunakan.
Pataka
Koleksi benda kuno yang menjadi Sisi menarik dari History Of Java Museum selanjutnya adalah pataka. Benda ini diperkirakan muncul sejak abad 13 tepatnya pada masa kerajaan Majapahit.
Bentuk dari benda ini adalah trisula dilengkapi dengan hiasan kepala naga.  Pataka disebut-sebut sebagai warisan atau peninggalan Kerajaan Singasari yang kemudian diambil alih oleh kerajaan Majapahit.
Lentera
Berkunjung ke Museum di Yogyakarta ini anda akan menemukan sisi menarik dari benda kuno berupa lentera. Benda ini digunakan sejak abad 11 sampai 13 di masa kerajaan Kediri.
Motif lentera yang tersimpan di museum ini berupa ukiran yang beragam dan pasalnya memiliki banyak makna. Pada bagian dasarnya bermotif mekar bunga dan seluruh bagian badannya terukir 8 titik api yang katanya mengilustrasikan ajaran astabrata.
Nah, itulah pembaca beberapa sisi menarik dari koleksi benda-benda kuno yang tersimpan di History Of Java Museum yang bisa Anda kunjungi saat berwisata ke kota Yogyakarta. Dari benda-benda bersejarah ini tentu Anda bisa mendapatkan banyak pelajaran sekaligus dapat menjelajahi masa lampau dengan menikmati setiap estetika yang terpancar pada benda-benda purba tersebut.