Kehadiran ukiran Patung Naga tidak terlepas dari ide seniman bernama Kaswidiyanto atau yang lebih krab disapa “Antok Pahat”. Ide ini berangkat dari sebuah filosofi akan pentingya aspek artistik yang terpadu di bebatuan tebing breksi. Sosok Ular Naga dipilih karena dalam alam budaya dan falsafah masyarakat Jawa, Ular Naga adalah makhluk mitologi yang dipercaya sebagai penjaga alam semesta.
Kehadiran Ular Naga juga erat kaitannya dengan artefak di Candi Ijo berupa Lingga-Yoni yang terdapat di bilik candi utama. Lingga Yoni yang merupakan manifestasi dari Dewa Siwa ini ditopang ceruknya dengan hiasan berbentuk Ular Naga. Hal inilah yang menjadi inspirasi pembuatan ukiran Patung Naga di sisi timur Tebing Breksi. Selain memperindah, ukiran Patung Naga yang diselesaikan dalam waktu 3 bulan ini juga sebagai simbol penjaga kawasan Tebing Breksi. Ukiran yang dikerjakan tahun 2016 ini didesain dengan memadukan ukiran corak patung naga Bali dan Yogyakarta.