Kerajinan kriya merupakan salah satu subsektor yang sangat dekat dengan industri pariwisata Indonesia. Berbagai macam kerajinan tangan dihasilkan dengan ciri khas tersendiri, mulai dari kerajinan tangan berbahan kayu, logam, kulit, kaca, keramik, tekstil, hingga perak.
Yogyakarta merupakan salah satu pusat sentra kerajinan perak yang berpusat di Kotagede. Sering dijuluki “Jewellery of Jogja” ini selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Berderet berbagai macam toko kerajinan perak menjadi salah satu bukti banyak warga Kotagede yang menggantungkan hidupnya dari subsektor kriya satu ini.
Kerajinan perak Kotagede sudah ada sejak zaman Belanda. Awalnya kerajinan perak hanya dikhususkan untuk pesanan Keraton. Namun seiring berjalannya waktu, istri gubernur Belanda kala itu, Mary Agnes, mengembangkan industri kerajinan perak di Kotagede.
Kerajinan perak ini sudah tidak perlu diragunkan lagi, karena kerajinan tersebut sudah aja sejak turun temurun. Kerajinan perak tersebut dibuat menjadi macam-macam perhiasan, miniature sepeda, minikatur andong dan aksesoris lainnya yang bisa menjadi oleh-oleh untuk pengunjung. Bahkan penjualan kerajinan perak ini bisa menembus pasar mancanegara.
Seluruh kerajinan perak yang dihasilkan para pengrajin di Kotagede tidak hanya unik dan indah, melainkan menjadi karya seni bernilai tinggi. Harga kerajinan perak yang ditawarkan bervariasi, mulai dari 10 ribu hingga puluhan juta Rupiah, tergantung dari tingkat kerumitan pembuatannya.
Melihat perhiasan perak yang sangat indah, banyak wisatawan macanegara mencari perhiasan perak sebagai aksesoris atau cenderamata. Tentu saja dengan ini pembuatan kerajinan perak meningkat dengan pesat karena banyaknya konsumen yang memesan.
Perkembangan kerajinan perak di Kotagede ini menjadi langkah awal perekonomian dan sebagai mata pencaharian utama untuk warga setempat. Kerajinan perak merupakan industri kreatif yang bernilai tinggi yang harus dikembangkan. Hal ini memberikan dampak peluang pekerjaan yang seluas-luasnya dan dapat mendorong perekonomian daerah dan bangsa.