Foto oleh: @aplasenta & lia
Jogja International Street Performance (JISP) 2018 baru saja digelar di sekitar Lapangan Pancasila Grha Sabha UGM selama 2 hari dari tanggal 11-12 September 2018. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata DIY bekerja sama dengan Jaran Production kali ini mengambil tema #7 Jogja The Dancing City dengan tagline Jogja Jejogedan. Acara yang sudah berlangsung sejak 2010 ini bertujuan untuk menjadi ruang silaturahmi budaya antar bangsa dengan melibatkan seniman-seniman baik dari dalam maupun luar negeri.
Berbagai penampilan bisa dinikmati di JISP yang ke-7 kalinya ini dari pukul 16.00-22.00 WIB. Setiap sore sudah ada pangung-pangung di lima titik yang beraktivitas secara serentak. Artis-artis yang memeriahkannya antara lain Swagayugama (Yogyakarta), Artha Dance (Yogyakarta), Mila Art Dance (Yogyakarta), Wangak Maumere (NTT), Fetri Rachmawati (Yogyakarta), Sanggar Melanesian (Papua), Sanggar Dayang Molek (Dinpar Bangka Barat), Natya Laksita (Yogyakarta), Parrisca Ngremo Suropati (Pasuruan), Reog Sanggar Shaka Budaya (Wonogiri), Sanggar Anak Tembi (Yogyakarta), Rina Takahasi (Jepang), Jun Amanto (Jepang), Ni Dance (Purworejo), Kiki Rahmatika (Yogyakarta), Sanggar Seruni (Dinpar Bangka Barat), Fitri Dance (Padang), dan Kerincing Manis (Yogyakarta). Pada malam hari penampilan difokuskan pada panggung utama yang berada di Lapangan Pancasila GSP.
Hari pertama, kegiatan JISP 2018 diawali dengan sambutan oleh bapak Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dilanjutkan oleh sambutan Wakil Rektor bidang Kerjasama dan Alumni. Secara simbolis acara dibuka saat Bapak Sekda dan Bapak Wakil Rektor memukul perkusi serta Bapak Aris Riyanta selaku Kepala Dinas Pariwisata DIY menabuh gendang.
Total Perkusi dari Yogyakarta mengawali penampilan pertama pada Kegiatan JISP. Dilanjutkan Rampoe UGM yang membawakan tarian khas Aceh. Penampil berikutnya berasal dari Jakarta, Sanggar Tari Daya Presta membawakan Tari Kendil. Setelah itu, koreografer sekaligus penari asal Jepang, Kazco Takemoto menampilkan pertunjukan tunggal. Para penari dari Yogyakarta, Natya Laksita membawakan tarian dengan koreografer Didi Nini Thowok. JISP hari pertama ditutup dengan tampilan kolaborasi Angela Vela & Mila Rosinta (Mexico & Yogyakarta).
Hari kedua, Koreografer Stefano Fardeli dari Italia mengawali penampilan di panggung utama. Ia melibatkan interaksi penonton di awal dan di akhir pertunjukannya. Kemudian penampilan ke-2, Sanggar Tari Nani Topeng Losari asal Cirebon memberikan 3 pertunjukan. Potchanan Pantham, koreografer asal Thailand membawakan pertunjukan tunggal berjudul “Anantha”, lalu dilanjutkan dengan penampilan penari dari Jepang “Paradise” oleh Neiro dan Mutsumi. Setelah penampilan Lena Guslina, koreografer Asal Bandung yang membawakan repertoar dengan judul “Gemuruh Sunyi”, penampilan kolaborasi Rodrigo Parejo (Spanyol) dan Bambang Besur menutup JISP 2018.