Sawah di pojok desa itu, tempat kenangan Reksa dan Suminah berpuluh tahun silam. Tempat bersemayam Dewi Sri yang menghidupi. Setiap malamnya mengambang kunang-kunang sebagai teman sang Dewi dan sebagai pelita hati setiap petani, mengenai harapan-harapan penghidupan.
Ponidi, Sela, Basuki, Wakijan dan Tarjo bertahan hidup dari petak-petak sawah itu. Berproses bersama alam dan kehidupan agraris. Tak henti berharap pada kemurahan hati Dewi Sri untuk melimpahkan panen setiap musimnya. Hingga suatu saat, muncul Sokirin yang mengacau balaukan keadaan bersamaan dengan Dewi Sri yang pergi meninggalkan sawah itu.
Apakah yang sebenarnya terjadi?
Mengapa Dewi Sri pergi?
Temukan jawabannya dalam “Kunang-kunang Terakhir”.
Saksikan….
📆 Minggu, 31 Maret 2019
⏰ Pukul 19.00 WIB
🏠 di Societet Militer TBY