Gagasan dari Dani Sumardani, Amd untuk mendirikan Museum Gempa Prof. Dr. Sarwidi disetujui oleh Prof. Sarwidi, yang dilanjutkan dengan penanda-tanganan komitmen pendirian museum tanggal 21 Juli 2007 dengan penggagas (Dani Sumardani) dan ketua pengelola perdana M. Nuryadin untuk membentuk Dewan Pendiri Museum (Dani Sumardani, M. Nuryadin, Sarwidi) di embrio lokasi museum tahun 2006 – 2007 di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta yang difasilitasi oleh CEEDEDS UII. Dewan Pendiri segera memroses badan hukumnya, yaitu Lembaga Museum Prof. Dr. Sarwidi ber Akta Notaris: Muhammad Yusuf Anwar, No. 3, tanggal 8 November 2007.

Kiprahnya mulai menonjol sejak di Yogyakarta muncul berbagai bencana dari serangkaian gempa merusak sejak Gempa Blitar tahun 1998 dan seringnya Gunung Merapi bererupsi. Dia rajin membuat pengamatan, kajian, dan eksperimen dalam membuat bangunan yang aman bencana, terutama adalah bangunan yang tahan gempa namun yang sederhana, sehingga layak dikenalkan kepada masyarakat yang umumnya masih dalam level menengah ke bawah. Dengan mendengarkan masukan dari para kolega dalam dan luar negerinya, karyanya ini diberi nama Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa (BARRATAGA) tahun 2003 yang diaplikasikan oleh para tenaga konstruksi konstruksi binaannya yang tergabung dalam Paguyuban Mandor Bangunan Tahan Gempa (PAMAN BATAGA) sejak 2004 menggunakan alat SIMUTAGA (Simulasi Ketahanan Gempa). Dia juga sudah berhasil membuat konsep Ruang Lindung Darurat (RULINDA) Merapi pada tahun 2001 dan dibangun awal 3 RULINDA Merapi di Lereng Barat-Daya Karya Merapi tahun 2005. Selain itu, Sarwidi juga sudah membuat konsep Bangunan Panggung Lebih Aman Tsunami (BAPALATSU) pada tahun 2008. Karya-karyanya sudah disebarkan melalui banyak serangkaian forum baik dalam maupun luar negeri, baik secara formal maupun informal. Masyarakat umum serta para kolega dan tamu dari dalam dan luar negeri juga sering merkunjung dan mengadakan diskusi dengannya. Karya-karyanya sudah diaplikasikan di dalam negeri antara lain melalui PAMAN BATAGA, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Ristekdikti, BNPB RI, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Para pihak luar negeri yang sudah bekerjasama mengaplikasikan karya-karyanya, antara lain adalah Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat, Jerman, dan China.

Sebagian besar karyanya bekerjasama dengan Masyarakat dan Pemerintah Jepang bersama para kolega dosen, asisten, mahasiswa, dan alumni Universitas Islam Indonesia (UII). Selain mempublikasikan hasil-hasil karyanya, Sarwidi juga mendokumentasikan hasil karyanya di Museum Gempa Prof. Dr. Sarwidi di Kota Wisata Kaliurang, Yogyakarta.

source ; direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com