Kedung Kandang sejatinya merupakan air terjun musiman dan menjadi salah satu destinasi yang terletak di selatan Gunung Api Purba. Dibuka sejak tahun 2013, Kedung Kandang menyuguhkan keindahan air terjun yang diapit oleh terasering sawah milik warga sekitar dan hamparan tebing batu vulkanik. Air Terjun Kedung Kandang memiliki enam tingkatan air terjun dan tiga buah kedung. Kedung paling atas bernama Kedung Keris, lalu dibawahnya kedung Temanten, dan yang paling bawah dan paling besar bernama Kedung Kandang.

Menurut tuturan kisah dari sesepuh desa, penamaan Kedung Kandang didasarkan pada fenomena cekungan yang berisi air (kedung) yang menggenangi kubangan tersebut dahulunya jarang kering walau musim kemarau. Hal ini kemudian mengundang banyak binatang liar yang ada di sekitar kedung untuk menikmati airnya. Oleh warga yang menjumpai kedung yang penuh binatang liar ini terlihat seperti kandang. Karena airnya yang selalu ada, akhirnya kedung ini juga dimanfaatkan warga untuk minum dan mandi hewan ternaknya. Dari sinilah penamaan Kedung Kandang bermula.

Walaupun sekarang Kedung Kandang telah hilang akibat pembangunan jalan alternatif Gunungkidul-Sleman, kenangannya masih tetap melekat. Hilangnya air terjun Kedung Kandang memang disesalkan banyak pihak, namun kawasan Kedung Kandang masih menyimpan keindahan berupa lereng bebatuan dengan terasering sawah yang indah. Pemandangan seperti ini mengingatkan tersering sawah yang ada di Ubud, Bali. Untuk sampai ke Kedung Kandang kita harus melakukan tracking menurun sejauh kurang lebih 800m, dengan medan tracking yaitu menuruni anak tangga dan batuan vulkanik. Di sepanjang jalan menuju Kedung Kandang terdapat petunjuk arah yang memudahkan wisatawan untuk sampai di lokasi. Di Kedung Kandang, wisatawan dapat menginap di glamour camping atau bisa juga mendirikan tenda di area perkemahan yang tersedia. Pada malam hari wisatawan dapat menyalakan api unggun dan menggunakan panggung terbuka untuk pentas seni, akustik, maupun aktivitas perkemahan yang menyenangkan lainnya.


Kedung Kandang – The memory never fades away

Kedung Kandang is actually a seasonal waterfall and is one of the destinations located on the south of the Ancient Volcano (Gunung Api Purba). Opened since 2013, Kedung Kandang offers the beauty of a waterfall surrounded by terraced rice fields belonging to the local residents and expanses of volcanic rock cliffs. Kedung Kandang Waterfall has six levels of waterfalls and three natural pools. The uppermost pool is called Kedung Keris, then Kedung Temanten, and the lowest and largest one is named Kedung Kandang

According to the villagers, the name “Kedung Kandang” is based on the phenomenon of a depression filled with water (kedung) that rarely dried up even during the dry season. This attracted many wild animals from the surrounding area to come and drink the water. To the residents who encountered this kedung filled with wild animals, it resembled a “kandang” or cage. Because of the consistent presence of water, the local residents eventually began using this dip for drinking and bathing their livestock. It is from this origin that the name “Kedung Kandang” originated.

Although Kedung Kandang has now disappeared due to the construction of the Gunungkidul-Sleman alternate road, its memory still lingers. The loss of Kedung Kandang waterfall is regretted by many, but the Kedung Kandang area still holds its beauty in the form of rocky slopes with picturesque terraced rice fields. This scenery is reminiscent of the terraced rice fields found in Ubud, Bali.

To reach Kedung Kandang, one must trek downhill for approximately 800 meters, navigating through staircases and volcanic rocks. Along the way, there are directional signs that make it easy for tourists to find the location. Tourists can stay in glamorous camping accommodations or set up tents in the available camping area. In the evening, tourists can light a campfire and use an open stage for artistic performances, acoustic sessions, or other camping activities.