Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta melakukan pemeriksaan terhadap seorang Warga Negara Nigeria berinisial OCV (27) terkait penyebaran konten misinformasi mengenai kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan. Melalui akun TikTok dan Facebook yang memiliki ratusan ribu pengikut, OCV mengunggah konten yang menyesatkan dengan menyebut Prambanan sebagai “Temple of Kakukakrash” serta mengajak publik bergabung dalam aliran kepercayaan nonformal yang ia buat.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa OCV merupakan pemegang ITAS penyatuan keluarga dan bekerja sebagai pembuat konten digital. Unggahannya—yang menampilkan aktivitas ritual dan ajakan “Drop Name”—telah ditonton lebih dari lima juta kali dan diikuti lebih dari 800 akun, sehingga dinilai berpotensi menurunkan citra pariwisata Indonesia, khususnya destinasi ikon budaya TWC Prambanan.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta, Tedi Riyandi, menegaskan bahwa Imigrasi tidak mentolerir tindakan WNA yang memproduksi dan menyebarkan informasi menyesatkan serta merugikan warisan budaya nasional. Pemeriksaan lanjutan dilakukan oleh Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian, berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata DIY dan pengelola TWC Prambanan.
Dalam jumpa pers, Imigrasi Yogyakarta turut didampingi sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata DIY Ellya Shari, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, TWC Prambanan, serta Museum dan Cagar Budaya DIY, Senin (8/12/2025).
Dinas Pariwisata DIY mendukung langkah tegas Imigrasi dan mengimbau seluruh WNA, khususnya pembuat konten digital, untuk senantiasa menghormati aturan, menjaga akurasi informasi, serta tidak membuat maupun menyebarkan konten yang berpotensi merugikan citra pariwisata dan budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ikuti perkembangan pariwisata DIY dan jadilah bagian dari kemajuannya. Jangan lewatkan program menarik lainnya dari visitingjogja.jogjaprov.go.id !
