Dinas Pariwisata DIY bersama Tim Pokja dan Tim Penilai/Auditor menggelar Focus Group Discussion (FGD) Klasifikasi Desa/Kampung Wisata Tahun 2025 di Aula Dinas Pariwisata DIY. Kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk meningkatkan kualitas pengelolaan Desa/Kampung Wisata dan menjamin mutu layanan pariwisata, sesuai amanat Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2020 tentang Pokdarwis dan Desa/Kampung Wisata, dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi, Senin (28/04/2025).
FGD ini bukan sekadar diskusi biasa, tetapi menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, tim teknis, dan para pelaku wisata untuk memperkuat pondasi pariwisata berbasis masyarakat. Peserta FGD terdiri dari Dinas Pariwisata DIY, Tim Pokja, Tim Penilai/Auditor, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Bantul, Gunungkidul, serta para pengelola Desa/Kampung Wisata.
FGD ini sebagai rangkaian kegiatan klasifikasi sepanjang bulan April di 6 (enam) desa /kampung wisata yang ini antara lain: Kampung Wisata Cokrodiningratan, Kampung Wisata Warungboto, Kampung Wisata Kauman, Desa Wisata Bumi Mataram Pleret, Desa Wisata Tepus dan Desa Wisata Jagalan.
Dalam FGD ini, hadir tiga narasumber dengan paparan yang membuka wawasan, yaitu Andi Irawanto (Tim Pokja DIY) memaparkan Hasil Sementara Klasifikasi Bulan April 2025, termasuk temuan dan catatan penting dari proses verifikasi. Yitno Purwoko (Tim Pokja DIY) membahas Strategi Pengembangan Desa Wisata, yang menyoroti pentingnya inovasi, kreativitas lokal, dan keterlibatan masyarakat. Terakhir, Erwan Sakti (Tim Penilai/Auditor DIY) menjelaskan detail Standar Homestay di Desa Wisata, sebagai bagian dari peningkatan kualitas layanan pariwisata.
FGD ini menjadi ruang belajar bersama untuk mendorong Desa/Kampung Wisata terus tumbuh, berkembang, dan siap bersaing secara berkelanjutan untuk menjadikan desa wisata sebagai wajah pariwisata Jogja yang hangat, ramah, dan berkualitas.
